Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sayangnya, minat generasi muda terhadap bidang ini semakin menurun. Kondisi ini mendorong sejumlah mahasiswa UGM mengembangkan sebuah terobosan guna menumbuhkan minat generasi muda, khususnya anak-anak untuk mengenal lebih dekat dunia pertanian.
Adalah Lina Nofita E E, Issara Okvia Dita, Laskar Pamungkas, Adi Prasetyo dan Lutfi Ariyansah yang mengembangkan paket hidroponik bernama HypoLink (Hydroponic Learning Pack). Hypolink digunakan sebagai media pembelajaran anak dalam mencintai lingkungan dengan cara unik dan menyenangkan melalui menanam tanaman hidroponik. “Menumbuhkan kegemaran bercocok-tanam pada generasi muda tidaklah mudah, diperlukan cara-cara unik dan menyenangkan supaya diminati anak-anak,” kata Lina di Kampus UGM.
Saat ini produk HypoLink tersedia dalam tiga macam paket. Pertama adalah paket TriPo yang terdiri dari tiga set tanaman, nutrisi, benih, dan buku panduan. Kedua, paket SixPo terdiri dari enam set tanaman, nutrisi, benih, dan buku panduan. Ketiga adalah paket PremiumPo yang terdiri dari 9 set tanaman, nutrisi, benih, buku panduan dan HypoApps. Penggunaan produk HypoLink ini cukup mudah dengan melakukan pembenihan selama dua minggu, perawatan sekitar tiga minggu dan untuk panen hanya perlu waktu sekitar 5 minggu,”paparnya.
Ditambahkan Adi, selama masa pembenihan maupun perawatan anak-anak dapat melakukan pemantauan pertumbuhan tanaman. Mereka bisa mencatat pertumbuhan tanaman dalam tabel pengamatan pada buku panduan. “Melalui hal tersebut diharapkan anak-anak dapat belajar memahami, teliti, dan bersabar dalam menanam dan merawat tanaman hingga tiba waktunya panen,” katanya.
Untuk saat ini, HypoLink menawarkan empat pilihan benih yakni sawi, selada hijau, selada merah dan bayam. Produk ini telah dipasarkan ke berbagai daerah di wilayah Jogja dan sekitarnya. “Harapannya produk HypoLink ini bisa menjadi media belajar anak yang menyenangkan dan tentunya mudah digunakan,” pungkasnya.
0 Komentar